Senin, 16 Mei 2011

TUTORIAL DASAR PEMROGRAMAN JAVA BERBASIS GUI MENGGUNAKAN NETBEANS

BENAR-BENAR UNTUK PEMULA
1. INSTALASI NETBEANS
Untuk menginstall Netbeans Anda harus punya DVD nya yang bisa didapat dengan Cuma-Cuma dari NetBeans.org (tergantung keberuntungan) tinggal dipesan aja via Internet lalu Anda akan menerima DVDnya langsung ke tangan Anda dalam sekejab (nunggu beberapa hari/gak sampe berminggu-minggu), lebih gampang 1agi Anda silahkan unduh dari netbeans.org hanya beberapa menit kalau kamu punya bandwith Internet Connection yang tinggi. Setelah Anda punya package nya silahkan install aja sendiri, boleh juga ditemani pacar, teman, saudara, oppung, nenek, atho’ dan lain-lain….hehe…:))
baca selengkapnya……….click di
Sebagai catatan, dalam tutorial ini penulis menggunakan NetBeans IDE 6.0 dan JDK 1.6 yang sudah terintegrasi langsung pada netbeans, Sistem Operasi Windows XP SP2 (comment: ternyata penulis masih doyan produk microsoft: sekarang ini sedang migrasi ke Linux: Ubuntu, sedang dicoba, Slackware12 pernah dicoba agak payah bagi pemula, OpenSuse lumayan enak dengan Yast nya. Kini juga sedang mencoba FreeBSD dan Solaris… masih coba-coba terus)
2. MEMULAI NETBEANS
Yang pasti kalo kamu pake SO dari keluarga Microsoft, ada shortcut nya di desktop kamu, ya tinggal di double click aja terus nunggu sambil minum coffeemix
3. MEMBUAT PROJECT BARU
Nih stepnya, ikuti saja (bahasanya/kalimatnya akag aneh, maklum….):
- Pilih File
- New Project
javagui01.jpg
- Pada Category: pilih Java
- Pada Projects: pilih Java Application
- Kemudian Click tombol Next
javagui02.jpg
- Pada Project Name: ketik nama project misalnya prjPaletteButton
- Pada Project Locaton: click Browse untuk memilih folder diaman Anda akan menyimpan project
- Checklist pada Set as Main Project
- Checklist juga apda Create Main Class
- Kemudian click Finish, maka hasilnya akan tampak seperti di bawah ini:
4. MEMBUAT FORM
- Click kanan pada nama project Anda disisi sebelah kiri yang ada pada Project Explorer
javagui04.jpg
- Pilih JFrame Form
- Kemudian pada Class Name : ketik nama form misal frmButton
- Pada Location : pilih Sources Packages (ini pilihan default)
- Pada Package : pilih prjpalletbutton (sesuai nama project)
- Setelah itu click Finish
5. MENAMBAHKAN CODE PROGRAM PADA MAIN.JAVA
Karna pada saat membuat project pertama sekali dichecklist pada Creat Main Class dan Set as Main Project, maka yang selalu dijalankan pertama sekali ketika program di run adalah main.java, dari program inilah dipanggil form frmButton (nama form / class name), bagaimana caranya?:
- Buka Code main.java dengan mengclick pada tab Main.java yang ada di bawah toolbar
javagui05.jpg
- Kemudian tambahkan code pada class utama (class main)
public static void main (String[] args) {
//TODO code application logic here
new frmButton().setVisible(true);
}
Lihat gambar dibawah ini:


- Setelah itu coba jalankan program Anda dengan menekan tombol F6
Atau click tombol ?yang terdapat pada toolbar
- Lalu akan tampil form yang masih kosong, click pada sudut form (x) untuk menutup form yang sedang running dan kembalilah edit form Anda dan tambahkan beberapa palette (bacanya bukan pelet tetapi pælet) (di visual basic disebut toolbox) sesuai dengan kebutuhan Anda
- Sekarang lanjutkan mengedit form Anda
6. MENAMBAH PALETTE PADA FORM
Ada banyak palette yang dapat Anda tambahkan pada form sesuai kebutuhan program Anda, pada project Anda biasanya jendela palette terletak di sebelah kanan layar Anda, lihat gambar dibawah ini perhatikan garis merahnya (comment:sebaiknya di jelaskan di awal ?):
javagui06.jpg
DAFTAR PALETTE
- Swing Control:
o Label
o Button
o Toggle Button
o Check Box
o Radio Button
o Button Group
o Combo Box
o List
o Text Field
o Text Area
o Scroll Bar, banyak lagi (lihat saja gambar di atas)
Sekarang bagaimana cara menambahkan palette tersebut ke form, gampang aja pada dasarnya sama dengan ketika Anda menggunakan bahasa pemrograman visual lainnya, tinggal click pada palette yang kamu butuhkan dan drag, kemudian letakkan pada form.
Atau boleh juga dengan mengclick sekali pada palette dan bawa mouse Anda ke area form maka palette yang Anda click tadi akan tampil, sekarang Anda tinggal click sekali pada area form dimana Anda akan meletakkan objek palette tersebut.
Sebagai contoh lihat gambar di bawah ini:
javagui07.jpg
- Arahkan mouse pada palette Label, Click sekali(jangan ditahan, click biasa aja)
- kemudian Arahkan mouse Anda pada area form (lihat posisinya disesuaikan) lalu click sekali, pallete Label akan tampak pada form Anda
- kemudian ubah bacaan jLabel1 (caption di VB) menjadi Nilai Tugas, caranya:
o click kanan pada objek label
o pilih Edit Text
javagui08.jpg
o lalu ketik judul yang baru (Nilai Tugas) dan click OK
o Anda dapat merubah ukuran objek dengan mengclick pada titik-titik yang ada di setiap sisi dan sudut objek yang sedang Anda edit (objek yang aktif)
- kemudian ubah nama objek, biasanya disesuaikan dengan jenis palette yang Anda gunakan misalnya kalau label, maka nama objek biasanya diawali dengan lbl misal lblNilaiTugas, kalau button penamaannya biasanya diawali dengan btn, misalnya btnClose. Dll, bagaimana cara merubah nama palette:
? click kanan pada palette yang akan Anda rubah namanya
? pilih Change Variable Name
? kemudian ketik nama Variable Namenya, misal lblNilaiTugas, lihat gambar:
javagui09.jpg
? click Ok
? Anda dapat melakukan perubahan Variable Name atau yang lainnya (properties) melalui jendela Properties:
javagui10.jpg
o Selanjutnya kalau Anda mau menambahkan palette yang sama boleh saja kamu copy paste lalu rubah Text, Variable Name dan lain-lain sesuai kebutuhan. Kemudian…. kemudian… dan selanjutnya kerjakan kasus dibawah ini
7. KASUS 1
Lengkapilah form Anda seperti dibawah ini
javagui11.jpg
Catatan:
- Jika project dijalankan, maka form yang tampil adalah seperti yang Anda lihat diatas
- Pertama sekali textfield tidak dapat di isi/diclick dan tombol New, Save, Show, hanya tombol Close dan Release Array saja yang dapat di Click
- Fungsi tombol:
o Release Array ?
apabila di click berarti mengalokasikan variabel Array dengan jumlah row data yang baru, dengan mengclick tombol ini, maka tombol New dan Show akan aktif sementara tombol Save belum aktif
javagui12.jpg
Setelah Anda ketik jumlah data lalu click OK, maka tombol New akan aktif

o New ?
apabila di click maka semua textfield menjadi aktif dan bernilai kosong, kemudian cursor akan aktif pada txtNT (text nilai tugas), kemudian tombol Save akan aktif dan tombol New dan tombol Show malah tidak aktif. Dan akan tampil nomor data yang akan di isi pada label Data Ke :

o Save ?
hanya dapat di click setelah tombol New di click, tombol ini akan menyimpan data yang ada pada textfield ke Array yang sudah didefenisikan sebelumnya sesuai urutan row, apabila salahsatu textfield masih kosong maka penyimpanan tidak dikerjakan dan cursor akan kembali ke textfield (jadi ada validasi textfield)
javagui13.jpg
o Show ?
untuk menampilkan data sesuai dengan permintaan data keberapa yang akan di tampilkan kembali ke textfield, ketika Anda click tombol ini akan tampil inputbox:
javagui14.jpg
Ketiklah nomor record yang akan Anda tampilkan ke textfield form
Setelah Anda click OK, maka akan tampil data dari Array yang sudah tersimpan, jika Anda masukkan angka 1 maka data yang akan tampil adalah yang ada pada Index Array 0, jika Anda input dengan jumlah yang melebihi Array, maka akan ditampilkan data 1 (array 0)
o Close ?
menutup Form atau keluar dari aplikasi.
8. MENYELESAIKAN KASUS 1
- setelah Anda melengkapi object yang dibutuhkan pada form, diantaranya:
Kelompok Label:
- label yang perlu dirubah hanya text(caption nya saja) , disesuaikan (lihat form diatas)
Kelompok TextField :
Variable Name | Keterangan
txtNT : jenis palette TextField, Variable Name untuk menampung Nilai Tugas yang di input dari keyboard
txtNF : jenis palette TextField, untuk menampung Nilai Formatif
txtNUTS : jenis palette TextField, Nilai UTS
txtNUAS : jenis palette TextField, Nilai UAS
txtNRata : jenis palette TextField, Nilai Rata-Rata, tidak di input langsung dari keyboard, melainkan melalui proses setelah tombol Save di click
Kelompok Button:
btnNew : jenis palette Button, judul text New, shortcut:N
btnSave : jenis palette Button, judul text Save, shortcut:S
btnShow : jenis palette Button, judul text Show, shortcut:O
btnRelease : jenis palette Button, judul text Release Array, shortcut:R
btnClose : jenis palette Button, judul text Close, shortcut:C
- Sekarang Anda lengkapi Code program untuk setiap objek sesuai dengan kebutuhan
- frmButton (form utama Anda),
pada awal program kenalkan dulu beberapa variabel yang akan digunakan secara public di seluruh form:
public int[][] Nilai;
public int datake;
lihat gambar dibawah ini:
javagui15.jpg
Kemudian tambahkan code program pada Events Window Opened, agar apabila form ini dipanggil/dijalankan dari main.java, maka ketika pertama sekali tampil dilayar code program pada windowOpened dijalankan hanya sekali saja, cara membuat code nya:
o dalam mode Design/Click bebas pada area form yang kosong (aktifkan objek yang akan di isi code programnya)
o Kemudian perhatikan, bawa mouse pointer Anda ke jendela properties
o Pada Properties pilih tab menu Events, lihat gambar di bawah ini
javagui16.jpg
o Jika Anda belum melihat properti windowsOpened, geser scroll yang ada di sebelah kanan jendela properties ke bawah, lalu Seperti pada gambar di atas, click properties windowOpened pada kolom Value nya.
o Pada value yang tadinya bernilai akan berubah menjadi formWindowOpened
o Kemudian Anda tekan panah ke bawah, maka akan tampil jendela code untuk event tersebut, lihat gambar dibawah ini:
javagui17.jpg
o Lalu sediakan baris kosong dan ketik code programnya, lihat gambar di atas.
o Code programnya :
this.setTitle(“Form Data Nilai”); //membuat judul form
this.setSize(350, 360); //mengatur ukuran form
this.setLocationRelativeTo(null);
this.setVisible(true);
// semua textfield dikunci saat form dubuka/dipanggil dari main.java
txtNT.setEnabled(false);
txtNF.setEnabled(false);
txtNUTS.setEnabled(false);
txtNUAS.setEnabled(false);
txtNRata.setEnabled(false);
btnSave.setEnabled(false);
btnNew.setEnabled(false);
btnShow.setEnabled(false);
// semua tombol diset shortcut nya
btnNew.setMnemonic(‘N’);
btnSave.setMnemonic(‘S’);
btnShow.setMnemonic(‘O’);
btnClose.setMnemonic(‘C’);
btnRelease.setMnemonic(‘R’);
// pointer difokuskan pada btnRelease
btnRelease.requestFocus();
- btnRelease :
event nya adalah ActionPerformed (sama dengan click), boleh dengan double click pada buttonnya atau mengikuti langkah pada frmButton. Adapun code programnya adalah :
// alokasikan array Nilai sebanyak yang dibutuhkan
/* oleh karena JoptionPane.showInputDialog menghasilkan nilai string,
Maka dikonversi ke integer menggunakan perintah Integer.parseInt berfungsi
mengkonversi data yang di input menjadi data angka Integer dan
disimpan kedalam variable JumlahData
*/
int JumlahData=Integer.parseInt(JOptionPane.showInputDialog(null,”Masukkan Jumlah Data?”,”5″));
/*
Jangan lupa aktifkan dulu library javax.swing.JoptionPane,
Pada awal code pada form, posisinya kira-kira dibawah package namapackageanda;
Ketikkan code berikut: import javax.swing.JOptionPane;
jika tidak Maka pada saat anda selesai mengetik int JumlahData dst…. pada nomor baris disebelah kiri anda akan tampil gambar bola lampu kuning dan tanda merah tanda seru, itu artinya library harus di aktifkan.
Untuk mengaktifkan kamu boleh saja mengclick pada gambar bola lampu tersebut, kemudian pilih Add import for javax.swing.JOptionPane
javagui18.jpg
javagui19.jpg
*/
// Alokasikan index array Nilai
Nilai=new int[JumlahData][4]; //JumlahData adalah jumlah row,4 adlh jlh kolom
datake=0;
btnSave.setEnabled(false);
btnNew.setEnabled(true);
btnShow.setEnabled(true);
- btnNew : ActionPerformed
//tambahkan nilai array
datake=datake+1;
// deteksi apabila jumlah array yang didefenisikan rownya sudah terisi
// Nilai.length berfungsi mendeteksi jumlah row array
if (datake>Nilai.length)
JOptionPane.showMessageDialog(null,”ups… aray yang didefenisikan tidak
cukup maksimum row :”+Nilai.length);
else {
lblDataKe.setText(“Data Ke :”+(datake));
// set agar textfield dan tombol dapat
// diakses, mirip properti enabled pada vb
btnSave.setEnabled(true);
btnNew.setEnabled(false);
btnShow.setEnabled(false);
btnClose.setEnabled(false);
txtNT.setEnabled(true);
txtNF.setEnabled(true);
txtNUTS.setEnabled(true);
txtNUAS.setEnabled(true);
txtNRata.setEnabled(true);
//kosongkan isi textfield
txtNT.setText(“”);
txtNF.setText(“”);
txtNUTS.setText(“”);
txtNUAS.setText(“”);
//meletakkan cursor aktif pada textfield txtNT
txtNT.requestFocus();
}
- btnSave : ActionPerformed
// validasi data
String nt=txtNT.getText();
String nf=txtNF.getText();
String nut=txtNUTS.getText();
String nus=txtNUAS.getText();
// deteksi kalau masih ada textfield yang belum di isi
if ((nt.isEmpty()) | (nf.isEmpty()) |(nut.isEmpty()) | (nus.isEmpty()))
{
JOptionPane.showMessageDialog(null,”Masih ada nilai yang kosong, silahkan dilengkapi”);
txtNT.requestFocus();
}
else {
// simpan data ke array
Nilai[(datake-1)][0]=Integer.parseInt(txtNT.getText());
Nilai[(datake-1)][1]=Integer.parseInt(txtNF.getText());
Nilai[(datake-1)][2]=Integer.parseInt(txtNUTS.getText());
Nilai[(datake-1)][3]=Integer.parseInt(txtNUAS.getText());
// semua textfield dikunci
txtNT.setEnabled(false);
txtNF.setEnabled(false);
txtNUTS.setEnabled(false);
txtNUAS.setEnabled(false);
btnSave.setEnabled(false);
btnNew.setEnabled(true);
btnShow.setEnabled(true);
btnClose.setEnabled(true);
}
- btnShow : ActionPerformed
int JumlahData=Integer.parseInt(JOptionPane.showInputDialog(null,”Masukkan
Nomor Row/Record Data?”,”1″));
//deteksi kalau data yang ditampilkan melewati batas row array
if ((JumlahData>Nilai.length) | (JumlahData<=0))
JumlahData=1;
lblDataKe.setText(“Data Ke :”+(JumlahData));
txtNT.setText(new Integer(Nilai[(JumlahData-1)][0]).toString());
txtNF.setText(new Integer(Nilai[(JumlahData-1)][1]).toString());
txtNUTS.setText(new Integer(Nilai[(JumlahData-1)][2]).toString());
txtNUAS.setText(new Integer(Nilai[(JumlahData-1)][3]).toString());
- btnClose :ActionPerformed
// boleh menggunakan dispose(); , hanya menutup form yang sedang aktif
System.exit(0); //keluar dari program aplikasi secara keseluruhan
TUGAS (KERJASAMA KELOMPOK DISKUSI):
  1. DARI PROGRAM DI ATAS ANTA TAMBAHKAN PROSES UNTUK MENGHITUNG NILAI RATA-RATA… TENTUNYA VARIABEL NYA MERUPAKAN JENIS DATA FLOAT KARENA HASIL NYA DALAM BENTUK DESIMAL MISALKAN NILAI RATA : 80,50
  2. TAMBAHKAN LABEL YANG AKAN MENAMPILKAN NILAI DALAM HURUF, BERDASARKAN NILAI RATA-RATA YANG DIDAPAT:
a. JIKA NILAI RATA-RATA >=85, MAKA AKAN TAMPIL PADA LABEL NILAI HURUF A
b. 70 S/D <85 NILAI HURUF B
c. 60 S/D <70 NILAI HURUF C
d. 45 S/D <60 NILAI HURUF D
e. <45 NILAI HURUF E

Jumat, 06 Mei 2011

Cara Mudah Download dan Install Driver All LAN dan WiFi

Mungkin beberapa di antara anda pernah mengalami kesulitan dalam download dan install driver LAN ataupun WiFi? Artikel berikut ini akan membahas tentang cara mudah download dan install semua driver LAN dan WiFi. Mari kita simak bersama!

Sebelumnya perlu anda ketahui bahwa driver LAN dan WiFi yang akan kita pasang ini adalah driver universal, artinya bisa kita gunakan untuk semua merk Lancard ataupun WiFi. Dan Ukurannya pun cukup kecil yaitu sekitar 36Mb.

Driver ini nantinya akan di extract sewaktu anda menginstallnya ke dalam komputer ataupun laptop anda dan secara otomatis driver ini akan mencari sendiri LAN Card ataupun Wifi type dan merk apa yg terpasang di komputer ataupun laptop anda. Dan anda tidak perlu bersusah payah dalam mencari driver LAN dan Wifi, karena berikut ini kami akan memberikannya untuk anda.

Berikut langkah mudah download dan install driver LAN dan WiFi :

1.Download dulu driver LAN dan WiFi Universal di link berikut ini : http://www.softpedia.com/get/System/OS-Enhancements/3DP-Net.shtml.
2.Setelah masuk ke link di atas, klik tombol download kemudian pilih salah satu link download di sebelah kanan halaman tersebut. Dan driver akan secara otomatis terdownload. Oya, driver ini namanya 3DP Net. Download driver LAN dan Wifi ini hanya anda lakukan sekali saja, dan setelah itu anda dapat menggunakannya secara offline tanpa internet.
3.Untuk Install driver LAN ataupun WiFi, anda tinggal dobel klik pada file driver hasil download tadi, maka file akan terextract dengan sendirinya. Berikut screenshootnya

4.Kemudian klik driver untuk menginstall driver LAN anda. Kalau anda ingin menginstall driver WiFi, anda dapat klik tanda + di sebelah kanan, maka akan muncul driver WiFi dan kemudian tinggal klik driver untuk Install driver WiFi.
5.Klik next untuk melanjutkan install driver, dan tunggu prosesnya sampai selesai.


6.Driver sudah terinstall dan sudah siap untuk digunakan.

Bagaimana? Mudah kan?

Dan sekarang pekerjaan anda akan jauh lebih cepat sehingga bisa menghemat waktu anda untuk kegiatan anda lainnya.

Selamat mencoba dan semoga berhasil.

Kamis, 03 Maret 2011

Kaskus berencana bangun cloud


“Rencananya kita mau bikin cloud sendiri…nantinya server ini bisa dipake startup-startup lokal yang nggak mau pusing ngurusin backend ITnya,” terang Andrew Darwis, Chief Technology Officer Kaskus kepada PCplus, di kantornya, kemarin. Wah, apa tuh cloud? Istilah satu ini seringkali di terjemahkan juga sebagai komputasi awan.
Cloud computing sendiri adalah kegiatan komputasi yang tidak terikat lokasi. Lokasi disini maksudnya, server sebagai sumber daya untuk melakukan komputasi dan storage untuk menyimpan data hasil komputasi yang sudah kamu lakukan bisa disimpan dimana saja. Tidak terikat satu perangkat tertentu. Sehingga, kamu bisa mengaksesnya dari perangkat manapun, baik PC, smartphone, dan lainnya. Besar kebutuhan komputasi dan penyimpannya pun bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Misalnya, saat kamu mendaftar ke layanan email, biasanya kamu bisa memilih berapa besar storage email yang akan kamu buat. Semakin besar storage email yang kamu pilih, konsekuensinya kamu mesti membayar lebih. Cloud computing ini memang umum kita temui sebagai layanan melalui internet. Selain email,layanan penyimpan file semacam 4shared dan dropbox, juga menerapkan sistem serupa. Begitupula dengan layanan penyedia blog, seperti wordpress ataupun blogger.
Dalam cloud computing, pengguna biasanya tidak memiliki infrastruktur, seperti storage ataupun server. Jadi, sistemnya adalah sewa sesuai penggunaan. Pengguna bisa meningkatkan sumber daya yang digunakan ketika kebutuhan meningkat, dan menurunkannya sewaktu-waktu ketika tidak banyak kebutuhan.
Fleksibilitas seperti inilah yang ditawarkan sejumlah vendor TI kepada institusi besar, seperti perusahaan misalnya, yang sudah memiliki infrastruktur sendiri. Masalahnya selama ini terjadi ketidakefisienan di data center perusahaan. Ketika permintaan komputasi meningkat dan data center tidak mampu memenuhinya, perusahaan tentu mesti melakukan pembelian perangkat keras baru. Seringkali peningkatan komputasi ini hanya terjadi di waktu-waktu tertentu saja. Misalkan pada waktu Lebaran bagi perusahaan telekomunikasi, dimana trafik komunikasi meningkat drastis. Pada waktu akhir bulan bagi perusahaan finansial, dimana mereka mesti memasukkan laporan. Selebihnya, perangkat tersebut lebih banyak nganggurnya alias nggak optimal digunakan. Bahkan, menurut Jurius, FSI-MDI Director Enterprise business HP Indonesia,”Sumber daya itu cuma terpakai 30%-nya saja.”
Untuk itu, vendor TI seperti HP, lalu menawarkan fleksibilitas cloud computing untuk diterapkan di data center institusi. Mereka pun menggunakan istilah private cloud untuk menamai solusi yang mereka tawarkan, Meski sebenarnya penggunaan istilah ini menimbulkan perdebatan karena menentang hukum cloud yang tanpa kepemilikan infrastuktur,
Keuntungan yang ditawarkan dengan menerapkan komputasi awan ini serupa dengan keuntungan yang didapat lewat utility computing berupa fleksibilitas untuk meningkatkan atau mengurangi sumber daya yang digunakan menggunakan sumber daya yang ada dan kemampuan untuk pemulihan ketika terjadi kegagalan. Kemampuan ini biasanya dilakukan menggunakan sistem virtualisasi dan otomatisasi.

Microsoft Garap Cloud Computing Di Kampus


JAKARTA: Microsoft Indonesia akan fokus menggarap layanan komputasi awan (cloud computing) di kampus karena sejalan dengan visi dari perusahaan raksasa peranti lunak tersebut dalam membantu mewujudkan knowledge base society.
Presiden Direktur Microsoft Indonesia Sutanto Hartono mengatakan Microsoft fokus membantu edukasi di Inonesia untuk menuju era digital yang diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pelajar.
“Melalui kerja sama cloud computing, maka seluruh konten ditaruh di online, sehingga seluruh pelajar dapat mengakses,” ujarnya saat pemaparan kerja sama Microsoft Indonesia– Primagama dalam mengadopsi cloud computing, hari ini.
Menurut dia, Primagama telah mengadopsi layanan cloud computing dari Microsoft secara keseluruhan yang terdiri dari infratrsuktur, platform, dan software karena menggunakan server Microsoft. “Rencana ke depan, keinginan kami untuk lebih ke arah universitas.”
Sutanto menjelaskan dengan pengapalan komputer ke Tanah Air yang telah mencapai lebih dari 4,5 juta per tahun telah menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran top dunia.
Namun, menurut dia, masih sekadar menjadi konsumen, belum terlibat terlalu banyak dalam proses pembuatan komputer tersebut, sehingga tidak memberikan nilai tambah.
Di sektor pendidikan, papar Sutanto, dibutuhkan teknologi untuk menuju era digitalisasi di kampus-kampus karena generasi muda saat ini lebih cnggih dalam hal teknologi dan informasi, sehingga memiliki tuntutan untuk konektivitas, mampu mengkses informasi maupun komunikasi di antara mereka sendiri.
Dia menjelaskan pasar di sektor pendidikan sangat potensial, mengingat jumlah pelajar di Tanah Air terus bertambah. Di sisi lain, diperkirakan sebelum 2020, 60% pelajar sudah online, sehingga akan melakukan proses belajar mengajar dengan online.
Lembaga bimbingan belajar Primagama mengadopsi layanan cloud dari Microsoft, guna membantu kegiatan belajar-mengajar melalui situs www.primagamaplus.com.
General Manager Primagama Adam Primaskara mengatakan Primagama ingin menjadi yang terdepan dalam inovasi teknologi pendidikan melalui kerja sama dengan Microsoft Indonesia.
"Melalui peluncuran situs belajar online ini, pelajar dapat belajar secara mandiri karena terus terhubung dengan materi pendidikan dan meneruskan proses belajar tanpa perlu terkait oleh waktu atau dibatasi oleh jarak dan tempat," ujarnya.
Menurut dia, lebih dari 1 juta soal-soal dari SD sampai SMA disimpan di bank soal, sehingga pelajar di Indonesia seperti memiliki guru privat secara online.
Dalam situs tersebut, kata dia, terdapat e-module dan video yang terdiri dari 1.300 materi yang disajikan oleh pengajar di Primagama

Menyongsong Era Komputasi Awan


Apa itu cloud computing (komputasi awan)? Istilah ini sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi mereka yang "bergelut" dengan Internet. Mengambil definisi yang dibuat National Institute of Standards and Technology, sebuah lembaga yang menetapkan standar dan teknologi di Amerika Serikat menyatakan komputasi awan merupakan model akses jaringan bersama dengan konfigurasi sumber daya yang menggunakan jaringan, server, storage (tempat penyimpanan data), aplikasi, dan layanan yang dapat digunakan setiap saat.
Masih bingung? Supaya mudah dicerna, sebaiknya langsung ke contoh penerapan cloud computing saja. Apabila Anda memiliki akun e-mail atau Facebook, misalnya, Anda dapat mengakses akun tersebut di mana pun, kapan pun, dan dengan perangkat apa pun asalkan terhubung dengan Internet. Artinya, perusahaan tempat Anda membuat akun itu telah menerapkan komputasi awan. Anda tidak perlu pusing memikirkan di mana mereka menyimpan data atau dengan teknologi apa jaringan itu bisa berjalan. Yang penting, Anda dapat mengakses informasi yang diinginkan dengan cepat dan aman.

Kecepatan dan keamanan menjadi isu penting dalam dunia cloud computing. Menurut General Manager Hewlett-Packard (HP) Software untuk Asia Tenggara, Damien Wong, setiap perusahaan penyedia solusi teknologi informasi tentu mengedepankan dua soal itu. "Tentunya klien akan kecewa jika sistem berjalan lambat atau ada risiko kehilangan data," katanya di Jakarta, Kamis lalu.
Mengenakan kemeja hitam dan jas berwarna senada, Wong menjawab setiap pertanyaan tentang berbagai peranti lunak buatan HP yang mendukung sistem cloud computing dengan tangkas. Berikut ini petikannya.

Bagaimana menurut Anda penerapan cloud computing di Indonesia?
Sejauh ini sudah cukup banyak perusahaan yang menggunakan layanan kami, khususnya untuk private cloud, misalnya perusahaan perbankan, telekomunikasi, dan manufaktur. Intinya, setiap usaha yang berbasis information technology pasti menerapkan komputasi awan.

Apa yang ditawarkan HP dalam memberikan solusi IT?
Pada software, kami memiliki berbagai aplikasi yang andal, seperti HP Application Lifecycle Management, di mana pengguna dapat mengatur sendiri daur hidup aplikasi yang mereka gunakan, mulai merencanakan, membangun, dan menerapkan aplikasi tersebut sesuai dengan kebutuhan bisnis.
Supaya kinerja aplikasi bisa berjalan dengan cepat, Application Lifecycle Management memiliki fitur HP LoadRunner. Fitur ini biasanya digunakan pada aplikasi yang memiliki traffic tinggi. Contohnya pada layanan Internet banking, nasabah paling banyak mengakses informasi saldo atau pengiriman dana, maka di situlah HP LoadRunner akan bekerja maksimal. Kami sudah pernah membuktikannya pada sebuah bank di Singapura. Ketika menerapkan fitur HP LoadRunner, aktivitas Internet banking mereka meningkat sampai 600 persen dalam tempo dua minggu.

Bagaimana jika terjadi kelebihan kapasitas sehingga mengakibatkan sistem berhenti bekerja?
Apabila terjadi lalu lintas data yang begitu padat pada satu layanan sampai membuat sistem mati, dibutuhkan waktu sekitar empat jam untuk memulihkannya karena harus dicari dulu bagian mana yang menyebabkan kekacauan itu. Untuk mencarinya, kami memiliki HP Diagnostic Tools Software, yang dapat mendeteksi unit yang mengalami kepadatan arus data.

Apakah cloud computing dengan lalu lintas informasi serta data yang begitu besar dan aplikasi yang sangat banyak bisa "berkompromi" dengan bandwidth yang relatif kecil?
Bandwidth memang menjadi "barang berharga" di dunia IT dan dikenal mahal. Tapi sebenarnya cloud computing bisa menyiasati terbatasnya frekuensi transmisi ini. Tentunya tidak semua perusahaan menggunakan seluruh aplikasi yang ada pada sistem komputasi awannya. Untuk "meringankan" beban, pengguna dapat memilih dan memilah aplikasi mana saja yang sering mereka gunakan dan yang sudah "usang".
HP memiliki Software Applications Portofolio Management, yang mampu membaca kinerja aplikasi mana yang sering dipakai, sesekali dipakai, atau menganggur. Dari situ, pengguna dapat memutuskan apakah aplikasi ini dipertahankan atau dihapus.

Sistem keamanan seperti apa yang diterapkan HP?
Sekarang ini sering kita dengar terjadi pencurian informasi melalui Internet. Kami mengantisipasinya dengan cara membenamkan sistem keamanan khusus pada aplikasi. Jadi bukan hanya sistemnya yang diberi pengamanan, tapi sampai pada aplikasinya.

Cloud Computing Masih Tantangan Besar di Pemerintahan


Jakarta - Cloud Computing --istilah teknologi yang belakangan sedang 'naik daun'-- diyakini bisa bermanfaat di pemerintahan. Namun, adopsinya masih merupakan tantangan besar.

"Setiap negara memiliki tantangan tersendiri yang unik tetapi, secara umum, semua pemerintah menghadapi masalah serupa yang berkaitan dengan bagaimana mereka menghabiskan anggaran mereka pada infrastruktur, dan pelayanan sosial dan warga negara," kata Ken Wye Saw, Vice President Public Sector for Asia, Microsoft.

Ken mengungkapkan hal itu dalam konferensi Accelerating Asia Pacific yang digelar Microsoft di Singapura, seperti dikutip detikINET dari keterangan yang diterima, Rabu (22/12/2010).

Saw mengatakan, di satu sisi pemerintahan perlu mengadopsi layanan publik yang lebih baik. Karena, ujarnya, rakyat saat ini lebih vokal dalam menuntut transparansi publik, keterlibatan dan akuntabilitas. Selain itu, lanjutnya, ancaman dan keamanan nasional telah menjadi lebih kompleks.

Oleh karena itu, Saw melihat sektor publik sebenarnya punya kepentingan dalam menerapkan cloud computing. "Saat ini perkembangan jumlah data adalah tantangan besar bagi sektor publik," ia mengungkapkan.

Microsoft, ujarnya, terus menggalang bekerja sama dengan pemerintah untuk membantu memahami semua data ini. "Cloud menjadi proposisi menarik untuk data selain yang sensitif karena menawarkan kemampuan pemrosesan tanpa batas," kata Saw.

Meskipun, Saw mengakui, pemerintahan bisa resisten terhadap teknologi Cloud Computing. "Berbagai tantangan bagi cloud berputar di sekitar masalah politik dan kedaulatan daripada rincian teknis, tapi akhirnya kami percaya ekonomi terlalu menarik bagi sektor publik untuk mengabaikannya

Inovasi di Asia Pasifik

Dalam acara yang sama, Orlando Ayala, Chairman of Emerging Markets and Chief Advisor to the Chief Operating Officer Microsoft Corporation, mengatakan kawasan Asia Pasifik punya potensi besar untuk 'unjuk gigi'.

Menurut Ayala, negara-negara berkembang di Asia Pasifik seperti Indonesia berada di posisi yang tepat untuk meningkatkan daya saing nasional mereka. Apalagi, lanjutnya, Indonesia memiliki fokus dalam pendidikan untuk meningkatkan inovasi.

"Pada akhirnya, inovasilah yang akan mendorong daya saing nasional, dan kapasitas Asia Pasifik untuk melakukan inovasi sangat luar biasa," ujarnya.

Tentunya, hal itu tak akan datang tiba-tiba. Ayala menyarankan Indonesia untuk melakukan beberapa hal seperti membangun kapasitas keterampilan dan pengembangan tenaga kerja.

Selain itu, perlu juga dilakukan transformasi pendidikan, efisiensi penerapan e-government, memelihara ekosistem inovasi lokal serta memiliki kerangka kebijakan infrastruktur yang tepat.

Empat negara emerging market tercatat dalam 1/3 teratas dari negara-negara yang memiliki bakat ilmuwan dan engineer di Asia Pasifik. Keempatnya adalah Indonesia, Malaysia, China dan Thailand.

"Peranan teknologi informasi dalam mendorong daya saing nasional untuk negara-negara di kawasan Asia Pasifik sangat penting. TI sangat esensial untuk mendorong daya saing ekonomi nasional melalui inovasi di bidang pendidikan, model bisnis baru dan memperbaiki akses ke kemampuan ekonomi bagi masyarakat yang tertinggal," kata Phil Hassey, Director of IT research firm CapioIT.

Cloud Computing di Indonesia


Di kalangan pengembang aplikasi, diskusi topik cloud computing sedang menghangat. Teknologi ini membuat Anda tidak perlu banyak beri-investasi IT (hardware,software, personil,ruangan) karena semuanya bisa dibayar seusuai kebutuhan, benar2 ngeteng! Bagaimana perkembangannya di Indonesia?

Mengenal Cloud Computing

Untuk menikmati listrik di rumah, Anda tidak perlu membuat pembangkit listrik sendiri kan? Yang perlu Anda lakukan hanya membayar sesuai pemakaian ke PLN. Nah, kira-kira begitu juga gambaran singkat tentang Cloud Computing. Anda tidak perlu investasi besar-besaran untuk: sejumlah server, listrik, ruang server, staf operasional, storage, software dan biaya terkait pengelolaan infrastruktur IT lainnya. Anda tinggal bayar sesuai pemakaian, semacam sewa lah.

Anda juga bisa “seenaknya” menaikan/menurunkan spesifikasi infrastruktur tadi sesuai kebutuhan komputasi Anda. Jika Anda membutuhkan lebih banyak storage atau prosesor untuk minggu ini saja misalnya, abrakadabra, bisa Mas, asal mbayar :)

Buat pengembang aplikasi, cloud computing juga menjadi angin surga. Jaminan komputasi yang fleksibel membuat mereka tidak perlu (terlalu) khawatir tentang keterbatasan infrastruktur. Jika aplikasi membutuhkan pemrosesan data yang dahsyat (contoh facebook: mencari siapa yang kemungkinan bisa menjadi teman), Anda tinggal tambahkan hardware tanpa mengubah kode program (idealnya..hehe). Jadi, jika hari ini aplikasi Anda dipakai 10 user, dan besok-besok menjadi 10 juta user, ga perlu panik. Asal kuat mbayar ;)

Selain sewa infrastruktur yang fleksibel, bisnis cloud computing pun sudah bervariasi hingga menyentuh layanan aplikasi siap pakai yang dapat diakses lewat internet. Contohnya Salesforce, yang menjual layanan aplikasi Customer Relationship Management. Amazon malah sampai menyediakan layanan plus-plus (ehem…), macam sewa armada transportasi dan jaringan gudangnya. Dan seperti realitas di bisnis konvensional, ada juga yang berperan sebagai makelar/aggregator, yang mengumpulkan layanan berbagai provider lalu membuat paket-paket yang disesuaikan kebutuhan pengguna.

Prospek cloud computing di Indonesia

Asumsi dasar supaya bisnis cloud computing bisa berjalan adalah konektivitas “yang baik” antara pelanggan dengan provider cloud computing. Selain handal, yang disebut konektivitas “yang baik” juga harus cepat dan murah. Sialnya, hal mendasar semacam ini masih mimpi buat Indonesia ;) Belum lagi faktor-faktor penghambat lain macam data privacy & security atau belum standarnya bahasa pemrograman untuk mengendalikan cloud computing. So, saya tidak melihat bisnis ini akan menjadi mainstream buat dimainkan di Tanah Air dalam waktu dekat.

Sebaliknya, para pengembang aplikasi di Indonesia justru bisa mulai bermain bisnis ini untuk meraih pasar di luar Indonesia yang sudah siap (memiliki konektivitas lebih baik). Peluangnya dengan menjual konten, aplikasi, atau fungsi pemrosesan data. Infrastruktur Cloud computing bisa sewa ke Amazon EC/SC, Google AppEngine dan lain sebagainya. Imagination is the limit :)

Cloud Computing Tidak Butuh Bandwidth Besar


Jakarta (ANTARA News) - Microsoft Indonesia menyatakan bahwa Cloud Computing (Komputasi Awan) tidak terlalu memerlukan bandwidth besar karena terdapat aplikasi cloud yang hanya membutuhkan bandwidth kecil.

Dalam diskusi Microsoft di Pizza Boutique Jakarta Selasa, Tony Seno Hartono, National Technology Officer Microsoft Indonesia, mengatakan bahwa tidak semua aplikasi cloud computing memakan bandwidth yang besar seperti email.

Ketersediaan infrastruktur layanan jaringan Internet dan penetrasinya di Indonesia sudah cukup menunjang layanan Cloud Computing.

Saat ini terjadi pergeseran dalam penggunaan Internet di masyarakat dari perangkat PC beralih ke perangkat ponsel pintar.

"Saat ini Orang Indonesia lebih mengaplikasikan Internet dengan perangkat mobile dan penerapan Cloud Computing tidak hanya dari perangkat PC saja, berdasarkan data Indonesia berada dalam urutan ketiga pengguna Facebook terbesar di dunia," kata Seno.

Miscrosoft sebagai salah satu perusahaan peranti lunak terbesar di dunia telah menggelontorkan dana sebesar 20 juta dolar untuk membangun Microsoft Cloud Computing dan lebih dari 1 miliar orang menggunakannya.

Layanan Microsoft Cloud Computing seperti Microsoft Online (Exchange Online, SharePoint Online, Office Live Meeting, Office Communication Online, dan Exchange Hosted Service).

Microsoft menyediakan solusi Cloud Computing lengkap mulai dari solusi Software as a Service (SaaS), Platform as a service (Paas) dan Infrastructure as a Service (IaaS)

"Microsoft Cloud Computing memungkinkan biaya start up yang rendah dan hilangnya investasi modal karena pelanggan tidak perlu lagi membeli seluruh perangkat keras maupun lunak," kata Tony.

Microsoft juga mencipatakan kesempatan bagi mita di segala jenis mulai dari System Integrators, Independent Software Vendors (ISVs) yang dapat mengambil manfaat dari platform Windows Azure.

Dondy Bappedyanto sebagai General Manager PT INFINYS selaku salah satu mitra kerja Microsoft mengatakan layanan Microsoft Cloud Computing tidak memerlukan penyesuaian dan waktu yang lama bagi pengembang oleh karena itu kami tidak ragu mengadopsi solusi tersebut.

Di Indonesia, Microsoft telah bekerjasam dengan empat mitra lokal yang mendukung layanan online yaitu AGIT, PT Telkom Indonesia

“Microsoft Indonesia telah memiliki pengalaman pengembangan teknologi Cloud Computing lebih dari 15 tahun dan dukungan beberapa mitra lokal,” kata Tony.

Teknologi Cloud Computing


Cloud computing tidak lama lagi akan menjadi realita, dan ini akan memaksa para IT professional untuk cepat mengadaptasi yang dimaksud dengan teknologi ini. Akibat dari keadaan sosial ekonomi yang terus mengalami revolusi yang sangat cepat sehingga melahirkan cloud computing, dimana teknologi ini dibutuhkan untuk kecepatan dan realibilitas yang lebih dari teknology yang sebelumnya sehingga teknologi ini nantinya akan mencapai pada tingkat investasi dalam term cloud service yang cepat dan mudah.

Cloud sudah hadir di depan kita saat ini, namun apa itu cloud ? kemana tujuanya ? dan apa resikonya? dan bagaimana organisasi IT mempersiapkan ini ? itulah pertanyaan yang setidaknya akan hadir oleh beberapa praktisi ataupun peminat IT, Cloud computing pada dasaranya adalah menggunakan Internet-based service untuk meng support business process. Cloud service biasanya memiliki beberapa karakteristik, diantaranya adalah:

Sangat cepat di deploy, sehingga cepat berarti instant untuk implementasi.

Nantinya biaya start-up teknologi ini mungkin akan sangat murah atau tidak ada dan juga tidak ada investasi kapital.
Biaya dari service dan pemakaian akan berdasarkan komitmen yang tidak fix.
Service ini dapat dengan mudah di upgrade atau downgrade dengan cepat tampa adanya Penalty.
Service ini akan menggunakan metode multi-tenant (Banyak customer dalam 1 platform).
Kemampuan untuk meng customize service akan menjadi terbatas.
Teknologi cloud akan memberikan kontrak kepada user untuk service pada 3 tingkatan:

Infrastructure as Service, hal ini meliputi Grid untuk virtualized server, storage & network. Contohnya seperti Amazon Elastic Compute Cloud dan Simple Storage Service.
Platform-as-a-service: hal ini memfokuskan pada aplikasi dimana dalam hal ini memungkinkan developer untuk tidak memikirkan hardware dan tetap fokus pada application development nya tampa harus mengkhawatirkan operating system, infrastructure scaling, load balancing dan lainya. Contoh nya yang telah mengimplementasikan ini adalah Force.com dan Microsoft Azure investment.
Software-as-a-service: Hal ini memfokuskan pada aplikasi denga Web-based interface yang diakses melalui Web Service dan Web 2.0. contohnya adalah Google Apps, SalesForce.com dan social network application seperti FaceBook.
Beberapa investor saat ini masih mencoba untuk mengekplorasi adopsi teknologi cloud ini untuk dijadikan bisnis sebagaimana Amazon dan Google telah memiliki penawaran khusus pada untuk teknologi cloud, Microsoft dan IBM juga telah melakukan investasi jutaan dollar untuk ini.

Melihat dari tren ini kita dapat memprediksi masa depan, standard teknologi akan menjadi lebih sederhana karena ketersediaan dari banyak cloud service.

Lalu apa resikonya ?
Sebagaimana yang dikatakan sebagai bisnis service, dengan teknologi cloud anda sebaiknya mengetahui dan memastikan apa yang anda bayar dan apa yang anda investasikan sepenuhnya memang untuk kebutuhan anda menggunakan service ini. Anda harus memperhatikan pada beberapa bagian yaitu:

Service level – Cloud provider mungkin tidak akan konsisten dengan performance dari application atau transaksi. Hal ini mengharuskan anda untuk memahami service level yang anda dapatkan mengenai transaction response time, data protection dan kecepatan data recovery.
Privacy - Karena orang lain / perusahaan lain juga melakukan hosting kemungkinan data anda akan keluar atau di baca oleh pemerintah U.S. dapat terjadi tampa sepengetahuan anda atau approve dari anda.
Compliance - Anda juga harus memperhatikan regulasi dari bisnis yang anda miliki, dalam hal ini secara teoritis cloud service provider diharapkan dapat menyamakan level compliance untuk penyimpanan data didalam cloud, namun karena service ini masih sangat muda anda diharapkan untuk berhati hati dalam hal penyimpanan data.
Data ownership – Apakah data anda masih menjadi milik anda begitu data tersebut tersimpan didalam cloud? mungkin pertanyaan ini sedikit aneh, namun anda perlu mengetahui seperti hal nya yang terjadi pada Facebook yang mencoba untuk merubah terms of use aggrement nya yang mempertanyakan hal ini.
Data Mobility – Apakah anda dapat melakukan share data diantara cloud service? dan jika anda terminate cloud relationship bagaimana anda mendapatkan data anda kembali? Format apa yang akan digunakan ? atau dapatkah anda memastikan kopi dari data nya telah terhapus ?
Untuk sebuah service yang masih tergolong kritis untuk perusahaan anda, saran terbaik adalah menanyakan hal ini se detail detailnya dan mendapatkan semua komitmen dalam keadaan tertulis.

Apa yang dilakukan Smart Company saat ini ?
Ada banyak kesempatan pada organisasi IT khususnya untuk mensosialisasikan cloud service. Banyak organisasi yang mencoba untuk menambahkan firut ini kepada infrastruktur yang mereka miliki sebelumnya untuk mengambil keuntungan dari “cloud bursting“; khususnya jika anda membutuhkan kapasitas ekstra atau ekstra aktifitas, anda dapat memanfaatkan cloud ketimbang melakukan investasi resource secara in-house.

Development/test dan beberapa aktifitas yang mirip juga menjadi tempat yang bagus untuk cloud, memungkinkan anda untuk mengurangi pengeleluaran perkapita dan biaya data center yang terus meingkat dari sisi kecepatan dan uptime.

Sedangkan perusahaan yang tidak segan segan untuk mengimplementasi teknologi cloud untuk data mereka dan menyimpan nya sebagai fasilitas mereka sendiri untuk memastikan kebijakan perusahaan tersimpan dengan baik tentunya akan lebih baik, sehingga memastikan proses komputerasisasi pada cloud sebagai sistem proses yang dibutuhkan akan lebih independen.

Apakah anda siap ?
Jika organisasi anda baru saja mengeksplorasi teknologi cloud ada beberapa cloud service yang sudah cukup mapan dan dapat di pertimbangkan misalnya sebagai e-mail service. Namun untuk masalah sekuriti, dengan mengembangkan internal infrastruktur anda menjadi model cloud akan lebih baik.

Dengan begini role IT kini ikut berperan dalam hal business model yang dibutuhkan untuk perekonomian saat ini. Bagaimana anda meningkatkan kecepatan dan uptime ? dan bagaimana anda dapat men support business operation dengan sedikit dan pengeluaran yang fix?

Langkah awal yang harus anda lakukan adalah mempelajari sistem kontrak dari cloud service. pastikan setiap process menjadi simple, dapat berulang ulang dan menjadi nilai tambah untuk bisnis anda.

Kedua, anda harus mengidentifikasi service apa yang dapat anda manfaatkan di dalam cloud dan mana yang seharusnya bersifat internal. Hal ini sangat penting untuk anda ketahui mengenai system dan service core yang dapat dimanfaatkan oleh bisnis anda. dan sebaiknya anda mengkategorikan beberapa elemen bisnis anda berdasarkan resiko dari penggunaan cloud service.

Langkah terakhir, anda harus melakukan strategi sourcing untuk mendapatkan biaya yang sangat murah, namun memiliki scalability dan flexibility untuk kebutuhan bisnis anda. Hal ini termasuk pertimbangan akan proteksi data ownership dan mobility, compliance dan beberapa element seperti halnya kontrak IT tradisional.

Kemana kita pergi..?(Cloud Computing)


Cloud computing dengan pembagai variasinya, SaaS, PaaS, IaaS sudah cukup sering kita dengar sehari-hari (walau tak sadar). Tapi entah kenapa saat Amazon mengumumkan EB (Elastic Beanstalk) ada sedikit perasaan excited yang tak bisa saya jelaskan penyebabnya.

Cloud Computing

Kita sudah terbiasa dengan e-mail semacam GMail, Live Mail ataupun Yahoo Mail. Google Docs, Zoho Docs dan beberapa variasi lain termasuk Google Apps dengan marketplacenya juga sering kita pakai, tanpa menyadari bahwa kesemuanya adalah layanan berbasis cloud computing.

Apa sih cloud computing? Apa yang membedakannya dengan model computing yang lain? Di artikel ZDNet ini disebutkan ada lima karakteristik cloud computing. Dua yang paling sering kita kenali adalah dynamic computing infrasturucture dan consumption based billing.

Dynamic computing infrastructure berarti kita bisa mendefinisikan secara run-time apa yang kita butuhkan. Suatu saat mungkin kita menyalakan 2 buah instan server untuk database dan web server. Saat kita melakukan launching produk kita kemudian menambahkan 2 buah instan server untuk mengantisipasi lonjakan traffic. Setelah itu 2 instan baru tadi bisa kita matikan kembali.

Consumption based billing tak perlu dijelaskan lagi. Meski tak semua pernah memakai EC2, pasti kita sudah familiar dengan konsep pay as you go-nya. Resource komputasi dihitung dalam satuan kecil sesuai pemakaian. Model semacam ini memungkinkan pengguna untuk melakukan estimasi budget secara akurat.

What is the big fuzz about EB?

Bagian paling menarik dari Elastic Beanstalk, menurut saya, adalah drop and deploy. EB menyediakan layanan “hosting” aplikasi java di atas Tomcat. Sebelumnya kita sudah akrab dengan layanan hosting LAMP atau IIS. Namun tidak ada solusi untuk maslaah High Availability di sana. Hosting umumnya hanya menyediakan storage terbatas, dan memori terbatas. Saat storage, memori atau cpu cycle tak lagi cukup maka kita harus berpindah paket yang mana bisa jadi sangat mahal.

Inti yang membuat cloud computing laku adalah sifat cloud computing yang IT service centric. Seperti slogan Debian, ada banyak tugas yang bisa dikerjakan sys admin selain mengurus server (terjemahan bebas), memang kita tak ingin mengurusi hal yang tak menjadi core business. Jika perusahaan minyak saya berkantor di gedung mewah, saya tak ingin pusing dengan masalah kebersihannya. Saya hanya ingin berurusan dengan minyak, titik.

Sebagai pengembang aplikasi tentunya kita juga tak ingin terlalu disibukkan oleh urusan infrastruktur. Membuat aplikasi sendiri sudah cukup susah apalagi harus mengurus infrastruktur. Infrastruktur harusnya bisa disetel auto-pilot.

Inilah yang berusaha diselesaikan oleh Amazon Elastic Beanstalk.

“You simply upload your application, and Elastic Beanstalk automatically handles the deployment details of capacity provisioning, load balancing, auto-scaling, and application health monitoring”

Voila. Vertical (Specialized) cloud. Autopilot on HA.

Where to go?

Amazon, Google, dan Microsoft punya tawarannya masing-masing terkait solusi data dan komputasi. Tapi solusi-solusi tersebut mengharuskan kita untuk belajar protokol baru. Bukannya belajar itu tidak baik tapi dari segi bisnis berarit diperlukan persyaratan tambahan untuk pindah ke cloud computing. Kita belum bisa secara mudah pada satu detik memindahkan proses bisnis kita ke cloud dan di detik selanjutnya memindahkannya kembali ke dalam data center kita. Either Amazon, Google dan Microsoft harus mencari pendekatan baru soal highly available dan scalable storage dan computing power atau kita sendiri yang mendorong protokol-protokol baru tadi menjadi sebuah standar.

Saya bermimpi dan berharap lebih banyak web app stack (populer) bisa diadopsi dan dibungkus seperti Elastic Beanstalk. Heroku (Rails), PHP Fog (PHP), AppHarbor (.NET), Amazon Elastic Beanstalk (Tomcat), Joyent (Free Node.js) dan entah apalagi setelah ini. Interesting times!

Kalau kamu, apa yang kamu inginkan dari cloud computing? How can it help you? Apa yang ingin kamu outsource ke cloud?

Masihkah cloud bisa di percaya?


Sudah tak terhitung sepertinya seberapa banyak kita bergantung pada cloud computing. Beberapa dari kita lebih suka menyimpan e-mail di gmail, yahoo, atau hotmail karena bisa diakses dari mana saja. Kita juga menyimpan foto di cloud untuk mempermudah proses berbagi. Bookmark juga kita simpan di cloud demi portabilitas dan berpartisipasi dalam social bookmarking.

Beberapa hari yang lalu, Magnolia, salah satu penyedia layanan social bookmark mengalami data loss (Friday Failure). Layanan pun harus dimatikan sementara dalam rangka melakukan data recovery. Pengguna pun tak bisa melakukan apa-apa selain mengikuti update proses recovery lewat twitter, dan berharap semoga layanan tersebut segera pulih kembali.

Kasus terbaru adalah Google, yang sempat error dan menganggap semua URL sebagai referensi malware. Faktor kesalahan manusia diklaim sebagai penyebabnya. Benar atau tidak, ini salah satu bukti bahwa sistem cloud bisa juga mengalami kegagalan.

Richard Stallman tidak percaya pada cloud karena sifatnya yang mirip proprietary software. Data Anda dipegang orang lain dan Anda hanya bisa berpangku tangan saat terjadi masalah.

Saya sendiri saat ini tidak punya banyak data di cloud. Meskipun demikian, jika layanan berbasis cloud ini gagal saya ngeri membayangkan dampak kolateralnya. Bayangkan saja jika Gmail tiba-tiba down. Begitu banyak yang memakai layanan ini, dan secara domino pasti berefek ke banyak orang dan mungkin sektor.

Mungkin di sinilah layanan offline benar-benar bersinar. Google Docs offline, GMail offline, dan lain sebagainya. Mungkin di sinilah juga value sinkronisasi bookmark Firefox ke Delicious atau Opera dengan Opera Sync-nya. Ketika cloud gagal, paling tidak kita masih punya data offline-nya.

Bagaimana dengan Anda? Di mana posisi Anda tentang pemakaian layanan berbasis cloud. Sepenuhnya percaya, setengah percaya ataukah menghindarkan diri dari cloud?

Apakah Cloud Computing Itu?


Sebelum sampai ke cloud computing, kita harus mulai dulu dari distributed computing. Seperti yang tercermin dari namanya, distributed computing berarti komputasi yang terdistribusi. Proses komputasi tidak terjadi dalam satu komputer saja akan tetapi didistribusikan ke beberapa komputer. Analoginya seperti kerja kelompok membuat kliping, semua anggota kelompok mencari bahan-bahan berdasarkan pembagian tugas kemudian bahan tersebut akhirnya dikumpulkan menjadi satu berbentuk kliping sebagai bentuk karya kelompok. Analogi lain bisa berupa kelompok-kelompok kerja lain semisal kantor, pabrik, dll. Intinya proses tersebar dalam kelompok, namun menghasilkan satu output. Ya, distributed computing adalah salah satu contoh parallel processing (pemrosesan paralel).

Grid computing adalah salah satu bentuk dari distributed computing. Jika distributed computing memandang sebuah proses komputasi berdasar bagaimana proses tersebut diselesaikan, grid komputer memandang sisi infrastruktur dari penyelesaian suatu proses. Grid computing adalah suatu bentuk cluster (gabungan) komputer-komputer yang cenderung tak terikat batasan geografi. Di sisi lain, cluster selalu diimplementasikan dalam satu tempat dengan menggabungkan banyak komputer lewat jaringan. Contoh grid computing misalnya: SETI@Home. Proyek SETI@Home bertujuan mencari kecerdasan ekstra terestrial (ET) dengan memanfaatkan resource komputer anggotanya yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Anda tinggal menjalankan sebuah program kecil saja. Program ini kemudian akan mendownload data dari proyek SETI@Home dan memprosesnya di komputer Anda. Hasilnya akan dikirimkan kembali ke SETI@Home sebagai bagian satu perhitungan besar.

Cloud Computing berbatas tipis dengan grid computing. Cloud computing memandang penyelesaian suatu proses dari sisi pemakaiannya. Dalam cloud computing, berarti si pemakai sama sekali tidak memiliki resource yang dipakai untuk memproses permintaannya. Data yang disedikan pemakai layanan akan diproses dalam suatu jaringan besar yang self-regulating (bisa mengatur dirinya sendiri). Pemakai hanya tahu hasil akhirnya saja tanpa tahu detil siapa yang memproses permintaannya, dimana diprosesnya dan dimana datanya tersimpan. Semua detil tersebut tertutup awan. Contoh cloud computing misalnya: Amazon EC2, SalesForce.com, Google App Engine, Yahoo! BOSS dan lain-lain.

Dengan semakin hebatnya pengaruh internet dalam kehidupan kita sehari-hari, cloud computing sepertinya akan semakin menarik saja. Apalagi sekarang device-device yang bisa dipakai mengakses internet semakin tersedia di mana-mana dengan bentuk yang makin portable. Yang hari ini masih di film, beberapa tahun lagi bisa dinikmati di dunia nyata. Ugh! Tidakkah Anda excited?

PS:
Distributed computing tidak terbatas pada aktivitas perhitungan saja. Penyimpanan (storage) juga termasuk dalam distributed computing.

Apakah tulisan ini sudah bisa menjelaskan cloud computing pada Anda? Perlukan Navinot menuliskan hal-hal lainnya tentang cloud computing? Apa yang ingin Anda baca setelah artikel ini?

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms