Kamis, 03 Maret 2011

Cloud Computing Masih Tantangan Besar di Pemerintahan


Jakarta - Cloud Computing --istilah teknologi yang belakangan sedang 'naik daun'-- diyakini bisa bermanfaat di pemerintahan. Namun, adopsinya masih merupakan tantangan besar.

"Setiap negara memiliki tantangan tersendiri yang unik tetapi, secara umum, semua pemerintah menghadapi masalah serupa yang berkaitan dengan bagaimana mereka menghabiskan anggaran mereka pada infrastruktur, dan pelayanan sosial dan warga negara," kata Ken Wye Saw, Vice President Public Sector for Asia, Microsoft.

Ken mengungkapkan hal itu dalam konferensi Accelerating Asia Pacific yang digelar Microsoft di Singapura, seperti dikutip detikINET dari keterangan yang diterima, Rabu (22/12/2010).

Saw mengatakan, di satu sisi pemerintahan perlu mengadopsi layanan publik yang lebih baik. Karena, ujarnya, rakyat saat ini lebih vokal dalam menuntut transparansi publik, keterlibatan dan akuntabilitas. Selain itu, lanjutnya, ancaman dan keamanan nasional telah menjadi lebih kompleks.

Oleh karena itu, Saw melihat sektor publik sebenarnya punya kepentingan dalam menerapkan cloud computing. "Saat ini perkembangan jumlah data adalah tantangan besar bagi sektor publik," ia mengungkapkan.

Microsoft, ujarnya, terus menggalang bekerja sama dengan pemerintah untuk membantu memahami semua data ini. "Cloud menjadi proposisi menarik untuk data selain yang sensitif karena menawarkan kemampuan pemrosesan tanpa batas," kata Saw.

Meskipun, Saw mengakui, pemerintahan bisa resisten terhadap teknologi Cloud Computing. "Berbagai tantangan bagi cloud berputar di sekitar masalah politik dan kedaulatan daripada rincian teknis, tapi akhirnya kami percaya ekonomi terlalu menarik bagi sektor publik untuk mengabaikannya

Inovasi di Asia Pasifik

Dalam acara yang sama, Orlando Ayala, Chairman of Emerging Markets and Chief Advisor to the Chief Operating Officer Microsoft Corporation, mengatakan kawasan Asia Pasifik punya potensi besar untuk 'unjuk gigi'.

Menurut Ayala, negara-negara berkembang di Asia Pasifik seperti Indonesia berada di posisi yang tepat untuk meningkatkan daya saing nasional mereka. Apalagi, lanjutnya, Indonesia memiliki fokus dalam pendidikan untuk meningkatkan inovasi.

"Pada akhirnya, inovasilah yang akan mendorong daya saing nasional, dan kapasitas Asia Pasifik untuk melakukan inovasi sangat luar biasa," ujarnya.

Tentunya, hal itu tak akan datang tiba-tiba. Ayala menyarankan Indonesia untuk melakukan beberapa hal seperti membangun kapasitas keterampilan dan pengembangan tenaga kerja.

Selain itu, perlu juga dilakukan transformasi pendidikan, efisiensi penerapan e-government, memelihara ekosistem inovasi lokal serta memiliki kerangka kebijakan infrastruktur yang tepat.

Empat negara emerging market tercatat dalam 1/3 teratas dari negara-negara yang memiliki bakat ilmuwan dan engineer di Asia Pasifik. Keempatnya adalah Indonesia, Malaysia, China dan Thailand.

"Peranan teknologi informasi dalam mendorong daya saing nasional untuk negara-negara di kawasan Asia Pasifik sangat penting. TI sangat esensial untuk mendorong daya saing ekonomi nasional melalui inovasi di bidang pendidikan, model bisnis baru dan memperbaiki akses ke kemampuan ekonomi bagi masyarakat yang tertinggal," kata Phil Hassey, Director of IT research firm CapioIT.
share on facebook
Read more: Cara Memasang Tombol Share Facebook dan Twitter pada Blog - blogernas http://www.blogernas.co.cc/2011/02/cara-memasang-tombol-share-facebook-dan.html#ixzz1Ffuwht00

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms